Pandemi covid-19 berdampak pada semua aspek kehidupan, tidak hanya bidang kesehatan, tetapi juga bidang pendidikan, sosial dan ekonomi. Pada bidang ekonomi dan bisnis, hampir seluruh entrepreneur di dunia ini ikut terkena dampak pandemi covid-19. Di Indonesia, terdapat 29,12 juta (14,28 persen) penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 (BPS, 2020)
Sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dengan pencapaian 16,24 persen disaat sektor lain terpuruk (BPS, 2020). Agribisnis berbasis E Commerce menjadi salah satu alternatif bisnis yang di pilih untuk memulai usaha bagi para pelaku UMKM di saat pandemi ini. E-commerce adalah perdagangan elektronik yang mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk melalui jaringan internet. Agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, proses, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usahatani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
Pertumbuhan e-commerce meningkat secara drastis. Hal itu diindikasikan karena adanya pemberlakuan PSBB di beberapa provinsi, yang membuat kegiatan masyarakat beralih secara daring atau online. Layananan e-commerce berperan dalam memudahkan pembelian kebutuhan pangan, serta adaptif terhadap protokol kesehatan saat pandemi Covid-19 (dalam hal ini physical distancing). Pertumbuhan nilai perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia mencapai 78 persen, tertinggi di dunia. Jumlah pelanggan E-commerce mengalami peningkatan hingga 38,3 persen selama masa Pandemi Corona COVID-19 yang dimulai sejak Januari hingga Juli 2020 (Kominfo, 2020)
Social distancing misalnya yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen saat pandemi Corona. Sehingga berakibat terhadap perubahan perilaku konsumen dari pembelian secara fisik menjadi online yang menyebabkan penjualan dibidang online semakin meningkat. Jumlah pelanggan E-commerce mengalami peningkatan hingga 38,3 persen selama masa Pandemi Corona COVID-19 yang dimulai sejak Januari hingga Juli 2020 (Kominfo, 2020) Agribisnis berbasis e-commerce dapat berperan dalam memangkas panjangnya mata rantai distribusi dan menekan kestabilan harga pangan, terutama pada saat pandemi.
Sementara itu, pola distribusi yang dilakukan oleh e-commerce yang bermitra dengan petani tampak jauh lebih singkat. Semua produk yang dikirimkan dikumpulkan kemudian dilakukan proses grading atau penentuan kelas dari buah hingga sayuran. Usai proses tersebut, produk lalu dikemas dan dikirimkan ke pelanggan. Para penjual menjajakan jualannya di dunia maya dengan menampilkan foto produk pangan yang menarik. Selain itu para penjual juga memberikan promosi seperti pemberian diskon untuk group buying. Konsumen cukup dengan melakukan orderan melalui gadget, bahan makanan akan diantar ke rumah sesuai dengan hari dan jam yang diinginkan. Pembayaran dapat dilakukan secara online atau di tempat saat pengantaran belanjaan.