PENTINGNYA JAMINAN SOSIAL BAGI KELOMPOK TANI MANDIRI DI DESA RAWANG PASAR VI KABUPATEN ASAHAN

Indonesia adalah negara agraris yang berbasis pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor penyumbang PDB yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2023)  pertanian jadi sektor ketiga yang berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2022, yakni mencapai 12,91%.  Kebijakan yang ada selama ini lebih difokuskan terhadap peningkatan produksi pertanian, disisi lain kualitas hidup para petani belum menjadi fokus utama. Sementara itu Soekartawi (2003) menyebutkan bahwa faktor-faktor input produksi pertanian seperti tenaga kerja, modal, lahan dan manajemen usaha merupakan faktor kunci dalam meningkatkan output produksi pertanian. Faktor-faktor tersebut mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bagian yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan produksi pertanian adalah tenaga kerja atau petani. Dimana peran petani sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan usahatani. Dalam pekerjaannya petani-petani di Indonesia rentan mengalami berbagai macam risiko yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan dirinya seperti cidera benda tajam dari alat atau mesin-mesin pertanian, gigitan hewan buas, kecelakaan, kecacatan hingga berdampak pada kematian, dan musibah lain yang berhubungan dengan aktivitas di sektor pertanian. Terjadinya kecelakaan ini tentu saja merugikan petani secara sosial maupun ekonomi seperti mengurangi produktivitas petani dalam bekerja dan juga akan mempengaruhi pendapatan petani. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang efektif dari badan dan lembaga yang memberikan manfaat perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya melalui sistem jaminan sosial.

          Dalam menyikapi hal tersebut, salah satu kebijakan pemerintah yakni mendirikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan per 1 Januari 2014 sebagai bentuk transformasi dari PT. Jamsostek (Persero) (Jurnal Institut BPJS Ketenagakerjaan, 2017). BPJS Ketenagakerjaan merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial dan diberikan melalui perlindungan finansial atau ganti rugi secara finansial untuk kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga mulai dari berangkat ke tempat kerja sampai pulang ke rumah.

          Adanya manfaat sosial dan ekonomi tersebut diharapkan dapat membantu memenuhi jaminan sosial dan kesejahteraan petani sehingga produktivitas pertanian akan semakin meningkat. Manfaat sosial dan ekonomi yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan untuk petani setidaknya dapat mengatasi permasalahan sosial maupun ekonomi yang dihadapi oleh petani. Hal ini diharapkan agar tingkat kesejahteraan petani semakin meningkat.

               Berdasarkan hal tersebut, maka tim pengabdian melaksanakan sosialisasi pentingnya jaminan sosial bagi kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI kabupaten Asahan, hal tersebut dilakukan guna mendukung program pemerintah agar petani-petani di Indonesia yang terlindungi perlindungan Jaminan Sosial sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

1.2 Permasalahan Mitra

Permasalahan yang terjadi petani padi rentan mengalami berbagai macam risiko kerja selama di sawah yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan dirinya seperti cidera alat dan mesin pertanian, gigitan Binatang buas, kecelakaan, kecacatan hingga berdampak pada kematian, dan musibah lain yang berhubungan dengan aktivitas di sektor pertanian. Terjadinya kecelakaan ini tentu saja merugikan petani secara sosial maupun ekonomi seperti mengurangi produktivitas petani dalam bekerja dan juga akan mempengaruhi pendapatan petani. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang efektif dari pemerintah  melalui BPJS Ketengakerjaan untuk melindungan petani dari hal tersebut. Hal ini diharapkan dengan adanya jaminan sosial bagi petani maka kesejahteraan petani akan meningkat.

1.3 Mitra

Jumlah mitra untuk kegiatan pengabdian  kepada  masyarakat ini adalah 1 (satu) mitra. Adapun mitra yang dimaksud adalah kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

.

 

BAB II

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

 

2.1  Solusi Permasalahan Mitra

Berdasarkan analisi situasi mengenai permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka solusi terhadap permasalahan yang dihadapi mitra, yaitu :

  1. Solusi pengetahuan, diberikan sosialisasi pengarahan terkait pentingnya jaminan sosial dan manajemen keuangan usahatani bagi petani pada kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.
  2. Solusi melakukan kebutuhan yakni dengan mengajak petani pada kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara untuk bergabung menjadi bagian dari BPJS Ketenagakerjaan dengan melakukan Forum Grup Discussion (FGD) dengan bagian kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kisaran dan dosen agribisnis serta dosen Ekonomi dan manajemen Universitas Medan Area.

 

 

BAB III

METODE PELAKSANAAN

 

3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat untuk mengatasi permasalahan mitra  kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara adalah pengenalan, sosialisasi dan monitoring yakni sebagai berikut:

Tabel 3.1. Metode Pelaksanaan Kegiatan

 

     Tahap Kegiatan Hasil
(1) (2) (3)
Pengenalan Pengenalan  kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

 

Diperoleh gambaran awal tentang kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.
Sosialisasi Mendatangi langsung lokasi kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara. Diperoleh apa yang menjadi kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

 

Monitoring Pelatihan pelaksanaan perkembangan ilmu tentang sosialisasi pentingnya jaminan sosial bagi kesejahteraan petani pada kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

 

Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman petani tentang jaminan sosial di kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

 

 

3.2 Metode Pendekatan yang dilakukan

Metode pendekatan yang dilakukan dalam Program Kegiatan pengabdian Masyarakat ini adalah model pemberdayaan dan pendampingan, yang diuraikan seperti berikut: 1) Tahap Persiapan, 2) Tahap Assesment, 3) Tahap Perencanaan Program atau Kegiatan, 4) Tahap Pemformulasian Rencana Aksi, dan 5) Tahap Pelaksanaan (implementasi) Program atau Kegiatan.

 

3.3 Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program

Adapun partisipasi mitra dalam pelaksanaan program diuraikan dalam Tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2

Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program

 

No. Aplikasi Kegiatan Metode

Pendekatan

Target Partisipasi Mitra
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melakukan survey untuk mengetahui kondisi kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Observasi langsung  ke lokasi mitra dan tanya jawab/wawancara. Profil mitra dan identifikasi permasalahan  mitra. Menyiapkan data yang   diminta tim.
2. Melaksanakan sosialisasi dan tanya jawab langsung dengan pihak BPJS Ketengakerjaan sebagai Lembaga jaminan sosial.

 

Sosialisasi dan tanya jawab Memiliki pemahaman yang positif jaminan sosial bagi kesejahteraan petani Menyediakan tempat, snack dan door prize bagi peserta
3. Memberikan pendidikan dan pelatihan pentingnya knowledge dari dosen, manajemen dan pertanian serta pihak BPJS Ketengakerjaan Cabang Kisaran. Tanya jawab dan Forum Grup Discussion (FGD)

 

Petani pada kelompok tani mandiri memiliki minat yang tinggi untuk update informasi terkini terkait pentingnya jaminan sosial.

 

Mengikuti sosialisasi dan  menceritakan pengalaman.

 

BAB IV

HASIL KEGIATAN

4.1 Hasil Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 21-23 Juli 2023 di kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara. Proses kegiatannya berjalan dengan lancar. Ketua kelompok tani dan petani serta pihak BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kisaran ikut membantu dan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Adapun hasil sebelum ada nya pelakasanaan kegiatan ini yaitu :

  • Kelompok tani mandiri di Desa Rawang belum mengetahui pentingnya jaminan sosial dengan resiko kerja di sawah. Hal itulah yang menjadi dasar diadakan pengabdian dan sosialisi terkait jaminan sosial bagi kesejahteraan petani. Sekaligus menghadirkan pihak dari Lembaga jaminan sosial dari pemerintah yakni BPJS Ketenagakerjaan.
  • Kebutuhan akan jaminan sosial dan bagaimana cara mengelola hasil panen agar dapat menyisihkan setiap bulannya sehingga perlu adanya sharing knowledge dari dosen manajemen dan agribisnis melalui Focus Grup Discussion (FGD).

Adapun hasil dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

  • Kelompok tani mandiri di Desa Rawang diberikan pengetahuan tentang informasi terkait pentingnya jaminan sosial bagi kesejahteraan Petani.
  • Dari hasil pembekalan pengetahuan, selanjutnya petani pada kelompok tani mandiri, melalui sharing knowledge dari dosen manajemen, agribisnis dan dari Lembaga Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kisaran melalui Focus Grup Discussion (FGD). Melalui kegiatan ini didapat hasil antara lain :
    1. Petani padi di Desa Rawang Pasar VI Kabupaten Asahan memperoleh update informasi dan pemahaman terkait pentingnya jaminan sosial dan mendaftarkan diri sebagai bagian dari jaminan sosial pemerintah yakni BPJS Ketengakerjaan.

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1. Kesimpulan

 

Petani merupakan pekerja yang memiliki risiko cukup tinggi dan cukup menjadi perhatian akan jaminan sosialnya. Perlu memberikan sosialisasi dan pemahaman terkait pentinya jaminan sosial bagi petani yakni di kelompok tani mandiri Desa Rawang. Harapannya setelah dilakukan pengabdian, petani dapat melakukan manajemen hasil panennya sehingga bila terjadi kecelakaan kerja (cidera benda tajam dari alat atau mesin-mesin pertanian, gigitan hewan buas, kecelakaan, kecacatan hingga berdampak pada kematian, dan musibah lain yang berhubungan dengan aktivitas di sektor pertanian) pihak dari Lembaga jaminan sosial yakni BPJS Ketenagakerjaan dapat memberikan perlindungan dengan memberikan keringanan pembiayaan. Besarnya manfaat sosial dan ekonomi program BPJS Ketenagakerjaan dapat berdampak pada tingkat kesejahteraan petani.

 

  • SARAN
  1. Kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara mendukung perlindungan jaminan sosial bagi petani.
  2. Kelompok tani mandiri di desa Rawang pasar VI Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara bergabung pada Lembaga jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2023. Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 2022: Jakarta

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Arianto, B. 2017. Perilaku Menabung dihari tua Bagi Pekerja di Indonesia dan di Inggris. Jurnal Institur BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2017 Volume 2: Jakarta

Mata kuliah “Manajemen Sistem Informasi Agribisnis”

Loader Loading...
EAD Logo Taking too long?

Reload Reload document
| Open Open in new tab

Tahun ajaran 2020/2021 menjadi salah satu semester perdana implementasi dari kebijakan baru yakni Merdeka Belajar – Kampus Merdeka. Perubahan kurikulum merupakan tuntutan untuk penyesuaian dengan implementasi program tersebut.
Muncul beberapa mata kuliah baru dan menjadi pengajar di mata kuliah baru adalah salah satu tantangan untuk belajar hal yang baru lagi.

Manajemen sistem informasi agribisnis atau disingkat MSIA. Mata kuliah ini merupakan matakuliah pilihan di semester ganjil (VII) dan terdiri dari 2 SKS.
Mata kuliah ini disiapkan untuk memenuhi kompetensi lulusan prodi agribisnis, utamanya kompetensi sebagai seorang entrepreneur. Secara umum, tujuan diselenggarakannya mata kuliah ini adalah agar mahasiswa mampu menguasai pengetahuan umum di bidang Information and Communication Technology (ICT) untuk mendukung bisnis dalam bidang pertanian atau agribisnis.

Awalnya cukup sulit mencari bahan materi untuk mata kuliah ini, karena pada umumnya mata kuliah ini ada di fakultas ekonomi namun sekarang khusus untuk agribisnis. Tnetunya bidangnya sudah berbeda karena di agribisnis mahasiswa akan belajar bagaimana mengelolah informasi untuk mendapatkan atau meningkatkan peluang atau meningkatkan kinerja bisnis dalam bidang pertanian.

Pengertian
Secara harfiah Manajemen Sistem Informasi Agribisnis

Manajemen :

Suatu proses adalah kegiatan yang di lakukan untuk melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama guna mencapai tujuan bersama

Sistem : Komponen fungsional yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan

Informasi : Data yang telah diproses sehingga mempunyai arti

Agribisnis : Sebuah sistem dalam pertanian mulai dari penyediaan input produksi, proses produksi, pemasaran hingga jasa penunjang

MSIA :

Pengelolaan sistem informasi yang digunakan  untuk pengambilan keputusan baik strategis    maupun taktis dalam bidang agribisnis baik dari hulu maupun hilir mata rantai agribisnis.

Adapun tujuan pembelajaran dari MSIA ini adalah :

•Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan ruang lingkup manajemen sistem informasi agribisnis serta perkembangan era informasi dan peranan TI dalam bidang agribisnis
•Mahasiswa mampu menjelaskan isu sosial dan etika dalam masyarakat informasi terkait bidang agribisnis
•Mahasiswa mampu mengorganisasikan struktur manajemen sistem informasi agribisnis
•Mahasiswa mampu merancang proses pengambilan keputusan bisnis dengan pendekatan sistem
•Mahasiswa mampu membangun sistem informasi bisnis personal, kelompok dan perusahaan dalam mengelola bisnis

Berikut dilampirkan materi dari mata kuliah MSIA. Mengenai referensi, jujur selama ini mencari buku-buku yang spesifik terkait dengan mata kuliah ini belum ditemukan. Sehingga dalam pembuatan materi di ambil dari sana sini dan diramu menjadi satu. Ini merupakan salah satu peluang untuk membuat buku terkait mata kuliah ini. Semoga “someday”.

Agribisnis Berbasis E-commerce

Pandemi covid-19 berdampak pada semua aspek kehidupan, tidak hanya bidang kesehatan, tetapi juga bidang pendidikan, sosial dan ekonomi. Pada bidang ekonomi dan bisnis, hampir seluruh entrepreneur di dunia ini ikut terkena dampak pandemi covid-19. Di Indonesia, terdapat 29,12 juta (14,28 persen) penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 (BPS, 2020)

Sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dengan pencapaian 16,24 persen disaat sektor lain terpuruk (BPS, 2020). Agribisnis berbasis E Commerce  menjadi salah satu alternatif bisnis yang di pilih untuk memulai usaha bagi para pelaku UMKM di saat pandemi ini. E-commerce adalah perdagangan elektronik yang mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk melalui jaringan internet. Agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, proses, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usahatani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.

Pertumbuhan e-commerce meningkat secara drastis. Hal itu diindikasikan karena adanya pemberlakuan PSBB di beberapa provinsi, yang membuat kegiatan masyarakat beralih secara daring atau online.   Layananan e-commerce berperan dalam memudahkan pembelian kebutuhan pangan, serta adaptif terhadap protokol kesehatan saat pandemi Covid-19 (dalam hal ini physical distancing). Pertumbuhan nilai perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia mencapai 78 persen, tertinggi di dunia. Jumlah pelanggan E-commerce mengalami peningkatan hingga 38,3 persen selama masa Pandemi Corona COVID-19 yang dimulai sejak Januari hingga Juli 2020 (Kominfo, 2020)

Social distancing misalnya yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen saat pandemi Corona. Sehingga berakibat terhadap perubahan perilaku konsumen dari pembelian secara fisik menjadi online yang menyebabkan penjualan dibidang online semakin meningkat. Jumlah pelanggan E-commerce mengalami peningkatan hingga 38,3 persen selama masa Pandemi Corona COVID-19 yang dimulai sejak Januari hingga Juli 2020 (Kominfo, 2020) Agribisnis berbasis e-commerce dapat berperan dalam memangkas panjangnya mata rantai distribusi dan menekan kestabilan harga pangan, terutama pada saat pandemi.

Sementara itu, pola distribusi yang dilakukan oleh e-commerce yang bermitra dengan petani tampak jauh lebih singkat. Semua produk yang dikirimkan dikumpulkan kemudian dilakukan proses grading atau penentuan kelas dari buah hingga sayuran. Usai proses tersebut, produk lalu dikemas dan dikirimkan ke pelanggan. Para penjual menjajakan jualannya di dunia maya dengan menampilkan foto produk pangan  yang menarik. Selain itu para penjual juga memberikan promosi seperti pemberian diskon untuk group buying. Konsumen cukup dengan melakukan orderan melalui gadget,  bahan makanan akan diantar ke rumah sesuai dengan hari dan jam yang diinginkan. Pembayaran dapat dilakukan secara online atau di tempat saat pengantaran belanjaan.